This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 10 November 2014

Sistem Lampu Utama

Sistem lampu besar merupakan lampu penerangan untuk menerangi jalan di bagian depan kendaraan. Pada umumnya lampu ini dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat (high beam dan low beam) dan dapat dihidupkan dari salah satu switch oleh dimmer switch.
 ada dua tipe lampu besar pada kendaraan
1. Lampu besar tipe sealed beam
didalam lampu besar tipe sealed beam, penggunaan bola lampunya tidak terpisah, keseluruhan terpasang menjadi satu seperti bola lampu dab filament terpasang di depan kaca pemantul untuk menerangi kaca lensa.
lampu tipe sealed beam

2. Lampu besar tipe semi sealed beam
Perbedaan antara semisealed beam dengan sealed beam adalah padakonstruksinya, dimana pada semisealed beam bola lampunya dapat diganti dengan mudah sehingga tidak diperlukan penggantian secara keseluruhan bila bola lampunya putus atau terbakar. Lagi pula bilamenggantinya dapat langsung diganti dengan cepat. Bola lampu besar tipe sealed beam tersedia dalam tipe seperti berikut :
 - Bola lampu biasa
 - Bola lampu quartz halogen

bola lampu biasa dan quartz halogen

Cara memasang pada saat mengganti bola lampu halogen
Bola lampu halogen lebih panas dibandingkan dengan bola lampu biasa saat digunakan, umur lampu ini akan lebih pendek bila oliu atao gemuk menempel pada permukaannya. Lagi pula garam dalamkeringat manusia dapat menodai kacanya. Untuk mencegah ini peganglah bagian flange bila mengganti bola lampu untuk mencegah jari jari menyentuh kaca.

cara memasang / memegang bola lampu halogen







Sumber: http://conectingwillys.blogspot.sg/2013/10/sistem-lampu-utama.html


Sistem Pengisian Pada Kendaraan Bermotor

Sistem Pengisian Pada Kendaraan Bermotor

Rangkaian sistem pengisian pada kendaraan

Fungsi dari sistem pengisian adalah :
- Mengisi arus listrik ke baterai
- Mensuplai arus listrik ke seluruh sistem kelistrikan kendaraan selama mesin hidup.
Ada dua sistem pengisian :
- Generator yang menghasilkan arus DC (searah)
- Altenator yang menghasilkan arus bolak balik (AC)

Pada saat ini sistem pengisian yang model generator  sudah banyak ditinggalkan karena di anggap mempunyai banyak kekurangan.
Alasan penggunaan altenator adalah konstruksi kecil dan tahan lama serta mampu menghasilkan output yang tinggi pada saat mesin dalamkondisi idle.

Untuk rangkaian sistem pengisian ada dua jenis.

1. Sistem pengisian dengan menggunakan regulator tipe kontak point



2. Sistem pengisian dengan menggunakan sistem regulator IC




Sistem Pengisian Pada Kendaraan Bermotor

Sumber: http://conectingwillys.blogspot.sg/2013/10/sisistem-pengisian.html

Sistem Starter


Sebuah motor bakar tidak dapat hidup dengan sendirinya, maka motor tersebut memerlukan tenaga dari luar untuk memutarkan poros engkol pertamakali (start) untuk membantu menghidupkannya. Sistem stater sebagai penggerak mula dapat di golongkan antara lain.
- stater tangan, digunakan pada motor - motor kecil atau genset kecil
- stater kaki digunakan pada sepeda motor
- stater listrik digunakan pada sepeda motor, mobil
- stater udara tekan digunakan pada motor motor diesel berukuran besar
Dari beberapa cara start yang ada umumnya menggunakan stater listrik sebagai penggerak mula pada motor/mobil. Motor stater harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga baterai yang kecil.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah bahwa motor stater harus kecil, ringkas. Oleh karena itu digunakan motor seri DC (arus searah). Penggunaan motor jenis ini terutama karena motor tersebut dapat membangkitkan torsi awal yang besar sehingga dengan mudah mampu mengatasi hambatanyang timbul akibat gesekan bagian bagian mekanisme motor, hambatan akibat tekanan kompresi dan hambatan karena belum berfungsinya sistem pelumasan padasaat awal start.
Untuk dapat menghidupkan motor di perlukan putaran minimum yang cukup jika kebutuhan putaran minimum tidak tercapai maka motor akan gagal start (tidak dapat di hidupkan)

Sumber: http://conectingwillys.blogspot.sg/2013/10/sistem-stater.html

Cara Kerja Motor Starter Reduksi

Pada saat kunci kontak ON
Dengan memutar kunci kontak pada posisi start, arus akan mengalir melalui kumparan penahan dan bersamaan dengan ini pula juga mengalir ke kumparan penarik dan kumparan medan, kumparan anker, massa. Pada saat ini kumparan penarik dan kumparan medan menghasilkan gaya magnet dengan arah yang sama.


gigi pinion berkaitan penuh
Bila saklar  magnet dan sekrup ulir memanjang telah mendorong gigi pinion sehingga terjadi perkaitan penuh dengan roda , plat kontak akan berhubungan dengan plunyer dan menghubungkan singkat antara terminal 30 dan terminal C dengan demikian arus besar akan mengalir dari baterai kemotor stater sehingga motor stater akan berputar dan menghasilkan torsi yang besar. Pada waktu yang bersamaan tegangan pada ujung ujung kumparan penarik mendapatkan potensial yang sama sehingga kumparan tersebut tidak dialiri arus . Plunyer dipertahankan pada posisi menempel ke kontak utama oleh gaya magnet pada kumparan penahan.

selama motor hidup.
Apabila motor stater sudah hidup, anker akan diputarkan oleh roda gaya sehingga kopling stater akan berputar bebas dan mencegah anker berputar pada kecepatan tinggi di luar batas (over running)

Pada saat saklar stater OFF
Dengan memutar saklar stater pada posisi off, arus yang mengalir ke kumparan penahan akan terputus sehingga plunyer akan kembali ke posisi semula, akibat dari dorongan pegas (plunyer spring) . Denga demikian kontak utama akan terbuka dari arus yang mengalir ke kumparan medan akan terputus dan anker akan berhenti berputar. Berhentinya anker ini dibantu oleh dengan pengaruh  pengereman dari gesekan pada sikat (brush) dan komutator.




Sumber:http://conectingwillys.blogspot.sg/2013/10/cara-kerja-motor-stater-reduksi_27.html

Busi Dan Cara Kerjanya

Busi dan Cara Kerjanya 

Busi adalah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar, busi dipasang untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa percikan elektrik. Pada bagian tengah busi terdapat elektroda yang dihubungkan dengan kabel ke coil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground dibawah busi, membentuk suatu celah percikan di dalam silinder. Hak paten untuk busi di berikan pada NIKOLA TESLA, RICHARD SIMMS, ROBERT  BOSCH dan KARL BENZ  yang dianggap merupakan perancang busi.


Konstruksi Busi
Konstruksi Busi
Cara Kerja Busi

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan volt yang dihasilkan oleh ignition coil. Tegangan listrik dari coil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda dibagian tengah busi dengan yang dibagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas diantara kedua electrode tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas gas tersebut mengalami ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator berubh menjadi konduktor. Setelah ii terjadi, arus electron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya electron, suhu dicelah percikan busi naik drastic sampai 60.000 K. suhu yang sangat ringgi ini membuat gas yang telah terionisasi memuai dengan cepat  seperti ledakan kecil, inilah percikan busi yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir.

Penyebab busi mati 

a.Secara teknis :
  • Over heat, sehingga elektroda di dalam keramiknya patah
  • Antara kutub positif dan negative terhubung singkat/ mempunyai  nilai tahanan, terkadang tidak bisa dibaca dengan ohm meter kecuali menggunakan megger
  • Campuran bahan bakar yang terlalu kaya, sehingga menyebabkan penumpukan karbon/ gas buang yang tidak sempurna
  • Karena elektroda aus, sehingga gap elektroda terlalu jauh
  • Cdi lemah sehingga tak dapat menyuplai pengapian secara stabil
  • Isolator keramik pada busi retak atau pecah, sehingga menyebabkan kebocoran arus
  • Tegangan output coil yang terlalu tinggi, sehingga loncatan electron terlalu besar
  • Salah spesifikasi, missal untuk harian memakai type dingin, padahal idealnya memakai busi type panas, sehingga suhu kerjanya tidak sesuai
  • Knocking, karena busi mendapat tekanan ledakan sebelum kompresi puncak dan waktu percikan api keluar.
b. Secara non teknis :
  • Bisa karena kena air sewaktu hujan atau dicuci
  • Busi sudah lama/waktunya penggantian busi sesuai standard
  • Cop busi yang rusak sehingga tidak ada konektifitas aliran pengapian sampai ke busi